MADRASAH LEBIH BAIK !!!! LEBIH BAIK MADRASAH !!!!
TEORI MANAJEMEN


BAB    I
PENDAHULUAN
   A.    LATAR BELAKANG
Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, misalnya pengembangan kurikulum
nasional dan lokal, peningkatan kompetensi guru melalui pelatihan, pengadaan buku dan alat pelajaran, pengadaan dan perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, dan peningkatan mutu manajemen sekolah. Namun demikian, berbagai indikator mutu pendidikan belum menunjukan peningkatan yang berarti. Sebagian sekolah, terutama di kota-kota, menunjukan peningkatan mutu pendidikan yang cukup menggembirakan, namun sebagian lainnya masih memprihatinkan. Oleh sebab itu diperlukan manajemen peningkatan mutu yang berkelanjutan.
B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimanakah pengertian manajemen peningkatan mutu dari para ahli.
2.      Bagaimanakan kharakteristik mutu
3.      Bagaimanakah hierarki mutu
4.      Bagaimanakah dimensi-dimensi peningkatan mutu pendidikan.
5.      Bagaimanakan penyusunan peningkatan mutu pendidikan.
C.     TUJUAN
1.      Menjelaskan  pengertian manajemen peningkatan mutu dari para ahli.
2.      Menjelaskan kharakteristik mutu
3.      Menjelaskan hierarki mutu
4.      Menjelaskan dimensi-dimensi peningkatan mutu pendidikan.
5.      Menjelaskan penyusunan peningkatan mutu pendidikan.




BAB II.
PEMBAHASAN

             A.    KONSEP DASAR MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU
1.      Pengertian Manajemen Peningkatan Mutu.
Kata “Mutu” berasal dari bahasa inggris, “Quality” yang berarti kualitas. Dengan hal ini, mutu berarti merupakan sebuah hal yang berhubungan dengan gairah dan harga diri. Sesuai keberadaannya, mutu dipandang sebagai nilai tertinggi dari suatu produk atau jasa.
Beberapa konsep mutu yang diutarakan oleh Prof. Dr. H. Abdul Hadis, M.Pd, dan Prof. Dr. Hj. Nurhayati B, M. Pd, dalam bukunya Manajemen Mutu Pendidikan (2010:84) menurut para ahli yaitu:
1)      Menurut Juran (1993), mutu produk ialah kecocokan  penggunaan produk (fitness for use) untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan. Kecocokan pengguna produk tersebut didasarkan atas lima ciri utama yaitu (1) teknologi; yaitu kekuatan; (2) psikologis, yaitu rasa atau status; (3) waktu, yaitu kehandalan; (4) kontraktual, yaitu ada jaminan; (5) etika, yaitu sopan santun (Juran, 1993)
2)      Menurut Crosby (1979:58) mutu ialah conformance to requirement, yaitu sesuai dengan yang disyaratkan atau distandarkan. Suatu produk memiliki mutu apabila sesuai dengan standar atau kriteria mutu yang telah ditentukan, standar mutu tersebut meliputi bahan baku, proses produksi, dan produk jadi (Crosby, 1979:58)
3)      Menurut Deming (1982:176) mutu ialah kesesuaian dengan kebutuhan pasar atau konsumen. Perusahaan yang bermutu ialah perusahaan yang menguasai pangsa pasar karena hasil produksinya sesuai dengan kebutuhan konsumen, sehingga menimbulkan kepuasan bagi konsumen. Jika konsumen merasa puas, maka mereka akan setia dalam membeli produk perusahaan baik berupa barang maupun jasa.
4)      Menurut Feigenbaum (1986:7) mutu adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya (full customer satisfication). Suatu produk dianggap bermutu apabila dapat memberikan kepuasan sepenuhnya kepada konsumen, yaitu sesuai dengan harapan konsumen atas produk yang dihasilkan.
5)      Garvi dan Davis (1994) menyatakan mutu ialah suatu kondisi yang berhubungan dengan produk , tenaga kerja, proses dan tugas serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.
6)      Mutu menurut Salin (Husaini Usman,2012adalah konsep yan absolute dan relative. Mutu yang absolute ialah mutu yang idealismenya tinggi dan harus dipenuhi, berstandar tinggi, dengan sifat produk bergengsi tinggi, biasanya mahal, sangat mewah, dan jarang dimiliki orang. Mutu dengan konsep absolute berarti harus hight quality atau top quality. Mutu sendiri didefinisikan sebagai tinggkat keunggulan. Mutu yang relative bukanlah sebuah akhir, namun sebagai sebuah alat dimana produk atau jasa dinilai, yaitu apakah telah memenuhi standar yang telah ditetapkan.
Dari beberapa konsep mutu yang diutarakan oleh para ahli, maka dapat diambil kesimpulan bahwa mutu merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan kepuasan pelanggan terhadap sebuah produk.
2.      Karakteristik Mutu.
Menurut Husaini Usman (2012) dalam bukunya Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, mengatakan bahwa mutu memiliki 13 karakteristik seperti berikut ini.
1)      Kinerja (performa): berkaitan dengan aspek fungsional sekolah. Misalnya: kinerja guru dalam mengajar baik, memberikan penjelasan meyakinkan, sehat dan rajin mengajar, dan menyiapkan bahan pelajaran lengkap. Pelayanan administratif dan edukatif sekolah baik yang ditandai hasil belajar tinggi, lulusannya banyak, putus sekolah sedikit, dan yang lulus tepat waktu banyak. Akibat kinerja yang baik maka sekolah tersebut menjadi sekolah favorit.
2)      Waktu wajar (timeliness): selesai dengan waktu yang wajar. Misalnya: memulai dan mengakhiri pelajaran tepat waktu. Waktu ulangan tepat. Batas waktu pemberian pekerjaan rumah wajar. Waktu untuk guru naik pangkat wajar.
3)      Handal (reliability): usia pelayanan prima bertahan lama. Misalnya: pelayanan prima yang diberikan sekolah bertahan dari tahunke tahun, mutu sekolah tetap bertahan dari tahun ke tahun. Sebagai sekolah favorit bertahan dari tahun ke tahun. Sekolah menjadi juara tertentu bertahan dari tahun ke tahun. Guru jarang sakit. Kerja keras guru bertahan dari tahun ke tahun.
4)      Daya tahan (durability): tahan banting. Misalnya: meskipun krisis moneter, sekolah masih tetap bertahan, tidak tutup. Siswa dan guru tidak putus asa dan selalu sehat
5)      Indah (aestetics). Misalnya: eksterior dan interior sekolah ditata menarik. Taman ditanami bunga dan terpelihara dengan baik. Guru-guru membuat media pendidikan yang menarik. Warga sekolah berpenampilan rapi.
6)      Hubungan manusiawi (personal interface): menjunjung tinggi nilai-nilai
moral dan profesionalisme.Misalnya: warga sekolah saling menghormati, baik warga intern maupun ektern sekolah, demokratis, dan menghargai profesionalisme.
7)      Mudah penggunaannya (easy of use). Sarana dan prasarana dipakai.Misalnya: aturan-aturan sekolah mudah diterapkan. Buku-buku perpustakaan mudah dipinjam dan dikembalikan tepat waktu. Penjelasan guru di kelas mudah dimengerti siswa. Contoh soal mudah dipahami. Demonstrasi praktik mudah diterapkan siswa.
8)      Bentuk khusus (feature): keunggulan tertentu.Misalnya: sekolah ada yang unggul dengan hampir semua lulusannya diterima di universitas bermutu. Unggul dengan bahasa Inggrisnya. Unggul dengan penguasaan teknologi informasinya (komputerisasi). Ada yang unggul dengan karya ilmiah kesenian atau olahraga.
9)      Standar tertentu (conformance to specification): memenuhi standar tertentu.Misalnya: sekolah sudah memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM), sekolah sudah memenuhi standar minimal ujian nasional atau sekolah sudah memenuhi ISO 9001:2000 atau sekolah sudah memenuhi TOEFL dengan skor 650.
10)  Konsistensi (Consistency): keajegan, konstan, atau stabil.Misalnya: Mutu sekolah dari dahulu sampai sekarang tidak menurun seperti harus mengatrol nilai siswa-siswanya. Warga sekolah konsisten antara perkataan dengan perbuatan. Apabila berkata tidak berbohong, apabila berjanji ditepati, dan apabila dipercaya tidak mengkhianati.
11)  Seragam (uniformity): tanpa variasi, tidak tercampur. Misalnya: sekolah menyeragamkan pakaian sekolah dan pakaian dinas. Sekolah melaksanakan aturan, tidak pandang bulu atau pilih kasih.
12)  Mampu melayani (serviceability): mampu memberikan pelayanan prima.. Misalnya: sekolah menyediakan kotak saran dan saran-saran yang masukmampu dipenuhi dengan sebaik-baiknya. Sekolah mampu memberikan pelayanan primanya kepada pelanggan sekolah sehingga semua pelanggan merasa puas.
13)  Ketepatan (Accruracy): ketepatan dalam pelayanan. Misalnya: Sekolah mampu memberikan pelayanan sesuai dengan yang diinginkan pelanggan sekolah, guru-guru tidak salah dalam menilai siswa-siswanya. Semua warga sekolah bekerja dengan teliti. Jam Belajar di sekolah berlangsung tepat waktu.            
3.      Hierarki Mutu
Mutu mempunyai tingkatan dari mulai tingkatan yang paling rendah , yaitu:
1.      Inspeksi yaitu menjaga mutu dengan ketelitian pengawas.
2.      Quality control yaitu menjaga mutu dengan pendeteksian.
3.      Quality assurance, yaitu mencamin mutu dengan cara pencegahan.
4.      Total qualiy management, yaitu menjaga mutu dengan cara terus-menerus.
5.      Wide quality management, yaitu menyelesaikan masalah mutu.
            B.     DIMENSI-DIMENSI MANAJEMEN PENNGKATAN MUTU PENDIDIKAN
1.      Dimensi pencegahan (preventif)
Merupakan tindakan guru dalam mengatur peserta didik dan peralatan serta format pembelajaran yang tepat sehingga menumbuhkan kondisi yang menguntungkan bagi berlangsungnya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Selain itu pengertian lain dari dimensi pencegahan ialah pemberian bantuan kepada individu/murid sebelum ia menghadapi persoalan secara serius. Upaya ini dilakukan dengan pemberian pengaruh yang positif terhadap individu serta dengan menciptakan suasana lingkungan sekolah, termasuk pengajaran yang menyenangkan.
Dengan demikian, maka prosedur pencegahannya merupakan langkah-langkah yang harus diambil oleh guru dalam rangka mengatur peserta didik dan format pembelajaran yang tepat yang mendukung berlangsungnya proses pembelajaran. Jadi prosedur dalam dimensi pencegahan adalah berupa langkah-langkah yang harus direncanakan guru untuk menciptakan suatu struktur kondisi yang fleksibel baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.Prosedur tindakan pencegahan ini diarahkan pada pelayanan perkembangan tuntutan dan kebutuhan peserta didik secara individual maupun kelompok yang dapat berupa kegiatan.Contoh berupa fungsi informasi.


2.      Dimensi kuaratif
Merupakan tindakan terhadap tingkah laku yang menyimpang yang sudah terlanjur terjadi agar penyimpangan itu tidak berlarut-larut. Pengertian lain dari dimensi ini adalah usaha bantuan yang diberikan kepada murid selama atau setelah murid mengalami persoalan serius. Tujuan bantuan ini adalah agar murid yang bersangkutan terbebas dari kesulitan-kesulitan tersebut.
Dalam hal ini guru berusaha untuk menumbuhkan kesadaran akan penyimpangan yang dibuat dan akan menimbulkan kesadaran dan tanggung jawab untuk memperbaiki diri melalui kegiatan-kegiatan yang direncanakan dan dapat dipertanggung jawabkan.
  C.     PENYUSUNAN PENINGKATAN MUTU
Adapun penyusunan program peningkatan mutu dengan mengaplikasikan empat teknik : a) school review, b) benchmarking, c) quality assurance, dan d) quality control. Berdasarkan Panduan   Manajemen Sekolah (2000:200-202) dijelaskan sebagai berikut :
1.      School review
Suatu proses dimana seluruh komponen sekolah bekerja sama khususnya dengan orang tua dan tenaga profesional (ahli) untuk mengevaluasi dan menilai efektivitas sekolah, serta mutu lulusan.
School review dilakukan untuk menjawab pertanyaan berikut :
1)      Apakah yang dicapai sekolah sudah sesuai dengan harapan orang tua  siswa dan siswa sendiri ?
2)      Bagaimana prestasi siswa ?
3)      Faktor apakah yang menghambat upaya untuk meningkatkan mutu ?
4)      Apakah faktor-faktor pendukung yang dimiliki sekolah ?
School review akan menghasilkan rumusan tentang kelemahan-kelemahan, kelebihan-kelebihan dan prestasi siswa, serta rekomendasi untuk pengembangan program tahun mendatang.
2.      Benchmarking :
Suatu kegiatan untuk menetapkan standar dan target yang akan dicapai dalam suatu periode tertentu. Benchmarking dapat diaplikasikan untuk individu, kelompok ataupun lembaga.
Tiga pertanyaan mendasar yang akan dijawab oleh benchmarking adalah :
1)     Seberapa baik kondisi kita?
2)     Harus menjadi seberapa baik?
3)     Bagaimana cara untuk mencapai yang baik tersebut?
Langkah-langkah yang dilaksanakan adalah :
1)     Tentukan fokus
2)     Tentukan aspek/variabel atau indikator
3)     Tentukan standar
4)     Tentukan gap (kesenjangan) yang terjadi.
5)     Bandingkan standar dengan kita
6)     Rencanakan target untuk mencapai standar
7)     Rumuskan cara-cara program untuk mencapai target
3.      Quality assurance
Suatu teknik untuk menentukan bahwa proses pendidikan telah berlangsung sebagaimana seharusnya. Dengan teknik ini akan dapat dideteksi adanya penyimpangan yang terjadi pada proses. Teknik menekankan pada monitoring yang berkesinambungan, dan melembaga, menjadi subsistem sekolah.
Quality assurance akan menghasilkan informasi, yang :
1)   Merupakan umpan balik bagi sekolah
2)   Memberikan jaminan bagi orang tua siswa bahwa sekolah senantiasa memberikan pelayanan terbaik bagi siswa.
Untuk melaksanakan quality assurance menurut Bahrul Hayat dalam hand out pelatihan Calon kepala sekolah (2000:6), maka sekolah harus :
1)      Menekankan pada kualitas hasil belajar
2)      Hasil kerja siswa dimonitor secara terus menerus
3)      Informasi dan data dari sekolah dikumpulkan dan dianalisis untuk memperbaiki proses di Sekolah.
4)      Semua pihak mulai kepala sekolah, guru, pegawai administrasi, dan juga orang tua siswa harus memiliki komitmen untuk secara bersama mengevaluasi kondisi sekolah yang kritis dan berupaya untuk memperbaiki.                       
             4.       Quality control
Suatu sistem untuk mendeteksi terjadinya penyimpangan kualitas output yang tidak sesuai dengan standar. Quality control memerlukan indikator kualitas yang jelas dan pasti, sehingga dapat ditentukan penyimpangan kualitas yang terjadi.



BAB III
KESIMPULAN

1.      mutu merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan kepuasan pelanggan terhadap sebuah produk.
2.      Mutu mempunyai karakteristik : Kinerja (performa), Kinerja (performa), Daya tahan (durability), Indah (aesthetics), Hubungan manusiawi (personal interfa), Mudah penggunaannya (easy of), Bentuk khusus (feature), Standar tertentu (conformance to specifica), Konsistensi (Consistency), Seragam (uniformity), Mampu melayani (service),  dan Ketepatan (Accruracy).
3.      Mutu mempunyai tingkatan : Inspeksi, Quality control, Quality assurance, Total qualiy management, dan Wide quality management.
4.      Dimensi-dimensi manajenen peningkatan mutu terdiri atas dimensi prefentif dan dimensi kuratif.
5.      Penyusunan peningkatan mutu terdiri atas empat teknik, yaitu : a) school review, b) benchmarking, c) quality assurance, dan d) quality control.








DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. Hadis, Abdul. Prof. Dr  & B, Nurhayati. 2010. Manajemen Mutu Pendidikan. Bandung: AlfaBeta,

Prof. Dr. Usman, Husaini. 2012. Manajemen : Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar